Kamis, 22 Desember 2011

ANALISIS BUKU TOTTO CHAN


        Piaget mengemukakan proses anak sampai mampu berpikir seperti orang dewasa melalui Empat tahap perkembangan yaitu tahap sensori motorik, pra operasional, operasional konkrit, dan tahap operasional formal.
        Pada buku Totto-chan karangan Tetsuko Kuroyanagi, teori yang dikemukakan oleh Piaget pada tahap perkembangan kongnitif pada anak sangat berhubungan sekali. Sebab dalam buku karangan Tetsuko itu, tokoh utamanya, Totto-chan juga mengalami perkembangan seperti yang dijelaskan pada teori Piaget.
        Awal perkembangan itu di mulai pada tahap Sensori Motorik (0;2-2;0) di mana kegiatan intelektual pada tahap ini hampir seluruhnya mencakup gejala yang diterima secara langsung melalui indera. Tetapi,  pada cerita buku itu, di mulai ketika Totto-chan, si tokoh berusia Tujuh tahun, tepat pada saat ia mulai duduk di kelas Satu sekolah dasar. Pada saat itu usia Totto-chan jika dikaitkan dengan teori Piaget sudah termasuk pada tahap perkembangan Pra Operasional (2;0-7;0). Pada tahapan perkembangan pra operasional ini sangat pesat. Pada masa ini, aktivitas meniru atau menjadi foto copy terbaik adalah hal yang paling dominan. Contohnya saja ketika si tokoh dalam cerita tersebut menirukan kata-kata dari apa yang di dengarnya lewat acara radio lawakan favoritnya itu. Selain itu si tokoh juga sering kali bercita-cita menjadi apa yang dianggapnya menarik. Seperti menirukan penari balet ataupun ingin menjadi mata-mata maupun penjual karcis di stasiun. Mereka mulai memainkan peran, ingin menjadi seperti apa mereka. Jadi pada tahap perkembangan ini, anak biasanya mengambil kesimpulan dari sebagian kecil yang diketahuinya, dari suatu keseluruhan yang besar.
        Selanjutnya, pada tahun ke Dua si tokoh bersekolah di Tomoe, ia sudah masuk pada tahap perkembangan selanjutnya yaitu Operasional Konkrit (7;0-11;0). Dalam teori Piaget itu dijelaskan bahwa pada tahap ini sudah muncul kemampuan berpikir logis pada anak. Mereka dapat berpikir secara sistematis untuk mencapai pemecahan masalah. Seperti yang di lakukan oleh Totto-chan ketika dompet kesayangannya jatuh ke dalam bak penampungan kotoran. Ia berusaha mencari akal untuk mendapatkan kembali dompet favoritnya itu. Akhirnya ia memutuskan solusi dari masalahnya itu ialah dengan mengeluarkan semua kotoran yang terdapat dalam bak penampungan dengan menggunakan gayung panjang yang sering digunakan oleh tukang kebun untuk menyiram tanaman. Jadi dapat kita simpulkan, pada kejadian itu,Totto-chan sudah mulai menggunakan kemampuan berpikir  secara logis. Contoh lainnya lagi, ketika si tokoh pertama kali melihat sekolah di dalam gerbong kereta, ia menganggap Kepala Sekolah adalah Kepala Stasiun, sebab sekolah yang di pimpinnya itu adalah deretan gerbong yang dialihkan fungsinya menjadi sekolah. 
        Tahap perkembangan selanjutnya lagi ialah tahap Operasional Formal (11;0-15-0) di mana pada masa ini ditandai dengan pola pikir seperti orang dewasa. Pada tahap ini anak sudah dapat memikirkan buah pikirannya, dapat membentuk ide-ide, berpikir tentang masa depan secara realitas. Terbukti ketika Totto-chan melewati lebih dari beberapa tahun bersekolah di Tomoe, setelah melihat perjuangan si Kepala Sekolah kesayangannya itu, ia bertekad mantap dan pasti ingin menjadi seorang guru dan akan mengajar di sekolah itu/ Tomoe Gakuen. Segala sesuatu yang dialami dan di rasakannya, secara tidak langsung merangsang dia untuk mengaplikasikan cara berpikir terhadap permasalahan dari semua kategori baik yang abstrak maupun yang konkret.   

        Menurut Howard Gardner, setiap anak dilahirkan adalah cerdas, karena ada yang namanya Multiple Intelligences / 8 macam kecerdasan, yaitu : Kecerdasan logic-mathemathic, linguistic, visuo spasial, naturalis, intrapersonal, interpersonal, musical, dan kecerdasan kinestetik.  
        Pada buku Totto-chan karangan Tetsuko Kuroyanagi, cukup banyak teori yang dikemukakan oleh Howard Gardner pada Multiple Intelligences/8 macam jenis kecerdasan yang sangat berhubungan sekali. Sebab dalam buku karangan Tetsuko itu, bermacam-macam tokoh yang terdapat di dalam cerita pada buku tersebut, juga berbeda-beda sifat, watak, kepribadian, minat, hingga kecerdasan yang di miliki. Contohnya seperti :

          Berdasarkan teori Multiple Intelligences yang dikemukan olah Howard Gardner serta mengacu pada contoh yang telah di paparkan di atas berdasarkan jenis kecerdasannya, membuktikan bahwa kecerdasan masing-masing individu itu berbeda-beda. Hal itu dapat terlihat dari kemampuan dan kepribadian individu itu sendiri. Yang terpenting adalah semua individu pasti memiliki kecerdasan yang paling dominan dan di kuasainya. Hal itu juga dapat dilihat dari minat dan bakat individu itu masing-masing. 

           Dari langkah-langkah yang telah dikerjakan pada petunjuk soal di atas, seperti membaca dan membuat resume, kemudian menjelaskan kaitan antara buku Totto-chan tersebut dengan teori para pakar, menunjukkan bahwa apa yang telah di kemukakan oleh pendapat pakar di atas seperti teori Piaget yang berkaitan dengan tahapan perkembangan kognitif anak hingga teori Howard Gardner  yang berkaitan dengan 8 kecerdasan sangat berhubungan erat dengan bentuk nyata yang terjadi pada buku karangan Tetsuko Kuroyanagi itu.
         Dari semua kejadian yang di ceritakan pada buku itu kita dapat mengetahui beberapa hal, seperti, bagaimana sebenarnya perkembangan yang terjadi pada anak di mulai pada tahap pertama yaitu sensori motorik hingga tahap operasional fomal. Anak cenderung memiliki rasa ingin tahu yang besar, dan dia akan selalu menirukan apa yang ia lihat pada masa-masa perkembangannya itu. 
         Disamping itu, kita tidak bisa menilai anak dari kesalahan dan apa yang telah di lakukannya saja. Tetapi sebagai seorang calon guru, kita harus mampu memahami bagaimana jiwa anak itu sebenarnya. Mulai dari kebutuhan dasar mereka sebagai anak-anak hingga kebutuhan lainnya. Mendengarkan alasan dari apa yang di lakukannya adalah hal penting yang tidak boleh terlupakan bagi seorang pendidik. Karena dari proses menjadi pendengar yang baik, pendidik akan bisa mengajarkan kepada anak didiknya mana yang boleh di lakukan dan mana yang tidak. Memberikan kebebasan untuk berekspresi adalah hal yang baik untuk memancing minat anak dalam belajar. Jika keinginan untuk belajar itu sudah tertanam pada diri anak, maka akan membuat anak itu memberikan perhatian penuh pada apa yang di berikan oleh pendidik. Kebebasan dalam memilih cara belajar apa yang anak suka dan pelajaran apa yang ia suka juga dapat membantu kita sebagai seorang pendidik untuk menilai, di mana sebenarnya keahlian si anak.
        Menumbuhkan rasa cinta dengan anak didik akan membuat kita menyadari pentingnya tanggung jawab menjadi seorang guru. Sebab menjadi seorang guru itu tidak hanya di ukur dari materi/pelajaran apa yang bisa kita berikan kepada anak didik kita, namun kita juga memiliki tanggung jawab untuk mendidik mereka dalam membangun dan membentuk moral serta hal-hal yang dianggap penting lainnya seperti sopan santun, rasa peduli terhadap sesama, rasa tanggung jawab, rasa kebersamaan, saling menghargai, mensyukuri nikmat, tidak membeda-bedakan teman, dan mengajarkan bagaimana cara menjadi makhluk yang mulia di hadapan keluarga, bangsa dan Negara, serta Tuhan Yang Maha Esa sebagai sang pencipta. 

2 komentar:

  1. keren sekali kk..... mau bkin skripsi tentang ini.

    BalasHapus
  2. Sands Casino Resort to Close | Official Website
    The Sands Casino Resort is closing, as the new casino will close its doors. septcasino Wynn Resorts announced 카지노사이트 in a press release 바카라 사이트 that the resort

    BalasHapus