Senin, 26 Desember 2011

SINOPSIS GADIS PANTAI


Gadis Pantai
Oleh : Pramoedya AnantaToer

          Roman ini jika merujuk pada kata pengantar Pramoedya Ananta Toer (Pengarang roman Gadis Pantai) adalah semacam “biografi” neneknya. Seorang perempuan yang lahir dan besar dalam keluarga nelayan di pesisir pantai di daerah Jawa, Kabupaten Rembang. Kemudian pada usia 14 tahun Gadis Pantai tersebut dinikahkan oleh orangtuanya dengan seorang pembesar asal Bima. Pebesar itu ialah “Bendoro”. Ketika menikah dengan Gadis Pantai, calon suaminya itu tidak datang dan hanya diwakilkan dengan sebilah keris.
          Setelah menikah dengan Bendoro akhirnya Gadis Pantai diboyong menuju kota tempat suaminya itu tinggal. Awalnya gadis itu tidak mau pindah ke rumah mewah di kota itu, tapi ia terus diantarkan orang tuanya yang berpikir Gadis Pantai akan hidup berbahagia dan nyaman di sana. Di rumah Bendoro tersebut ada seorang pembantu tua yang mengajarkan kepada Gadis Pantai segalanya yang harus dia tahu dan lakukan untuk memelihara kenangan suaminya yang berdarah ningrat itu.
          Ketika telah menjadi istri Bendoro nama Gadis Pantai akhirnya diganti menjadi Mas Nganten. Berjalan dengan waktu akhirnya Mas Nganten terbiasa dengan pembantu tua itu hingga mereka berdua saling menyukai. Selain dia (Pembantu tua),  tidak ada orang pun di rumah itu yang peduli pada Mas Nganten yang merasa sangat sendirian. Bahkan dikunjungi oleh suaminya sendiripun jarang karena alasan kesibukannya sebagai seorang pembesar.
          Suatu ketika terjadi masalah dalam rumah Bendoro yang ukurannya jauh lebih besar dari rumah-rumah yang ada di Kampung Nelayan tempat Gadis Pantai berasal. Tak disangka ternyata hal itu sampai membuat pembantu tua yang berkawan baik dengan Mas Nganten harus angkat kaki dari tempat ia mengabdikan dirinya selama bertahun-tahun untuk Bendoro. Semua itu bermula ketika pembantu itu mengkritik anak-anak yang ada di rumah (Agus ) karena kesalahan yang telah mereka lakukan. Setelah kepergian pembantu tua itu, pembantu berikutnya ternyata jauh berbeda dengan pembantu sebelumnya. Ia jahat dan sombong sehingga membuat Mas Nganten merasa terancam.
          Perlahan Gadis Pantai yang berasal dari kampung itu mulai menyadari bahwa pernikahannya dengan Priyayi itu hanyalah percobaan saja karena nantinya suaminya itu akan menikah dengan wanita segolongan ningrat seperti Bendoro. Tetapi dengan tabah dijalaninya semua takdir yang telah memaksanya masuk jauh lebih dalam pada kehidupan yang awalnya tidak diinginkannya.
          Suatu hari Gadis pantai mendapat ijin untuk mengunjungi orang tuanya di kampung. Disitu dia mengalami perubahan perilaku orang kampung terhadap dirinya. Dia dianggap Bendoro, priyayi bukan orang kampung lagi. Itu merupakan hal yang sangat menyedihkan dan menyakitkan buat Gadis Pantai.
          Tiga tahun berjalan usia pernikahan Gadis Pantai dan Bendoro akhirnya ia di karuniai seorang buah hati yang sudah sangat dinanti-nanti oleh orang tua Gadis Pantai tapi tidak untuk Bendoro atau suaminya sendiri. Namun nasib buruk masih setia mengiringi kisah hidup Gadis Pantai, setelah mengetahui bayi yang dilahirkan Gadis Pantai ialah bayi perempuan, akhirnya Bendoro menceraikannya dan mengusirnya dari bangunan megah, istana Bendoro itu. Dan yang lebih menyayat hati, Gadis Pantai terpaksa harus meninggalkan darah dagingnya yang baru berusia beberapa hari itu karena perintah dari suaminya yang tega membuangnya begitu saja bagai sampah.


THE END


Catatan: Kisah ini berlangsung pada awal abad ke-20 dan menggambarkan hal-hal yag terjadi di masyarakat pada saat itu khususnya yang terjadi di daerah Jawa. Saat itu memang masih ada perbedaan antara golongan-golongan, tetapi pada waktu itu orang biasa tidak punya hak apapun dan diperlakukan secara tidak manusiawi.

  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar